DIANTARA karunia dan nikmat Allah bagi umat ini adalah Dia (Allah) mengutus Nabi Muhammad kepada kita. Dengan diutusnya Muhammad
Rosulullah, Allah menjadikan mata yang buta menjadi terbuka, membuat telinga yang tuli menjadi mendengar, dan membuka kalbu yang terkunci mati.
Diutusnya Rasulullah, Allah menunjuki orang yang sesat, memuliakan orang yang hina, menguatkan orang yang lemah dan menyatukan orang serta kelompok setelah mereka bercerai-berai.
Selasa 5 Juli 2011 bila anda nonton TV-One live ada menanyangkan pemakaman KH. Zainuddin MZ. Kamera sempat menyorot dua tokoh nasional H.Rhoma Irama dan KH. Nur Iskandar SQ keduanya tampak menangis.
Mengapa mereka menangis?
Pernahkah anda menangis oleh karena melihat orang meninggal dunia? Ataukah kita baru mengingat pada kematian?
Ad-Daqqa berkata : "Barangsiapa yang sering ingat kematian, ia akan dimuliakan dengan 3 hal, yakni : lekas bertobat, hati yang qanaah (menerima apa adanya ketentuan Allah), dan semangat dalam beribadah.
"Dan barangsiapa yang lupa pada kematian, ia akan diberi sangsi 3 hal yaitu: lambat bertobat, tidak puas dengan pemberian Allah dan malas beribadah".
Tentang kematian Imam Qurtubi berkata :"Wahai orang yang tertipu akan kematian dan saat-saat yang krusial ketika kamu sedang sekarat. Kematian adalah janji yang pasti akan ditepati. Kematian adalah hakim yang adil. Kematian adalah luka. kematian membuat mata menangis. Kematian mengakibatkan perpisahan. Kematian melenyapkan kenikmatan-kenikmatan dan kematian memutuskan harapan serta angan-angan.
Menurut riwayat, Rasulullah pernah menangis di pusara ibunya ketika beliau memintakan ampun pada Allah swt. Nabi juga pernah menangis saat minta dibacakan Quran dan Ibnu masud membaca An-Nissa hingga ayat yang ke-41...."Bagaimanakah kalo Kami mendatangkan seorang saksi dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka".
"Cukuplah..." kata Nabi.
Selanjutnya Ibnu Masud menoleh kepada beliau dan mendapati kedua mata Nabi telah berlinang air mata (HR. Bukhari-Muslim).
Umar Ibnu Khatab pernah menangis kepada Abu Musa, karena takutnya siksa Allah atas dirinya padahal Nabi, pernah menjamin Umar adalah salah satu calon penghuni surga. Mengapa? Karena Umar merasa tidak pantas, Umar merasa dosanya makin nambah setiap hari.
Umar bin Abdul Azis yang kita kenal sebagai Khalifah ke-5 setelah Abubakar, Umar, Ustman, dan Ali, dulu sebelum menjadi khalifah suka menyendiri di kamar dan sering menangis. Ibuya mendekat dan memeluk Umar : mengapa kau menangis anakku?
"Tiada sesuatu apapun wahai Ibu, hanya saja aku teringat akan kematian...."
Ali bin Zaid mengatakan: Umar bin Abdul Azis selalu ketakutan, seakan-akan neraka itu hanya khusus diciptakan untuk dirinya saja.
SEORANG bijak mengatakan kesehatan jasmani terletak pada sedikit makan, keselamatan ruh terletak pada sedikit dosa, dan keselamatan agama terletak pada sholawat pada manusia terbaik, Muhammad saw.
Allah berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat ke-18, " Wahai orangorang beriman, bertaqwalah pada Allah (yakni takutlah dengan siksaan2-Nya). Hendaknya setiap diri kita memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok".
Berbahagialah orang-orang yang mampu menetes air matanya karena ingat kepada Allah dan takut akan ancaman-ancaman-Nya. Orang-orang seperti inilah yang Rasulullah maksudkan dalam riwayat Tirmidzi: "Tidak akan masuk neraka seorang yang pernah menangis karena takut pada Allah sehingga dapat kembali air susu ke dalam susu. Dan tidak akan berkumpul selamanya debu jihad fi sabilillah dengan asap neraka jahanam."
Sudahkah kita mempersiapkan kematian kita?
Komentar
Posting Komentar
Kalo Anda pengen diskusi lebih komprehensip, kirim ke email ini : sismulyanto@gmail.com